TNI angkatan laut bekerja sama dengan Diknas dan Pemda Jakarta Utara melaksanakan kegiatan Bintal (Pembinaan Mental) Juang Remaja Bahari (BJRB) 2010. Pangkalan Utama Angkatan Laut (LANTAMAL) III yang bermarkas di Jakarta sebagai pelaksana kegiatan, mempunyai misi yang bagus untuk menumbuhkembangkan cinta bahari sejak dini terhadap generasi muda.Sedikitnya 600 pelajar SMA sepulau Jawa, termasuk didalamnya 150 pelajar dari 5 wilayah DKI, Depok dan sekitarnya, beruntung sudah mendapat kesempatan emas bisa berada di salah satu kapal perang milik TNI-AL ini. Mengenal lebih dekat kebaharian , mendapat berbagai pengalaman menarik selama pelatihan, tidak setiap anak bisa mendapat kesempatan ini . Sayang sekali jaman saya sekolah dulu kayaknya kok gak ada ya. Atau saya aja yang kurang informasi barangkali, karena publikasinya hanya dikalangan terbatas, boleh jadi 😦 ……….
.



Kebetulan salah satu diantara para pesertanya adalah anak saya, IRHAS ANEDI PRIWIMA, yang beruntung terpilih mewakili sekolahnya bersama dua teman lainnya. Mengikuti kegiatan ini, sekaligus mengisi liburan, dapat teman baru pastinya sangat mengasyikkan.
Bagaimana gak beruntung, meskipun saya pernah mengenal dunia kemiliteran (meski sedikit) ketika masuk resimen mahasiswa dulu, tapi terus terang yang saya tahu baru sekelumit. Melihat kapal perang TNI saja cuma dari televisi atau gambar doang. Maka waktu dapat info anak saya jadi pesertanya, yang senang malah saya, sementara mungkin dia biasa saja.
Saya dan suami pun memaksa ikut mengantarnya kumpul di kantor Wali Kota Jakarta Utara, terus ikut mobil rombongan TNI-AL menuju dermaga Tanjung Priuk. Rupanya panitia penyelenggara tidak keberatan. Ternyata bukan cuma kami saja yang ikut sampai di dermaga. Beberapa orang tua, umumnya ibu-ibu ada juga yang ikut rombongan untuk mengantar anak perempuan mereka (perempuan!). Seorang ibu yang duduk di sebelah saya dalam mobil milik TNI-AL itu mengira saya mengantar anak perempuan juga seperti dia.
He..he.. he.. norak-norak dikit gak apalah. Meski saya tahu, anak saya sendiri sebenarnya agak keberatan harus diantar oleh kedua orang tuanya. Anak laki-laki gitu loh… biasanya malu di bilang ‘anak mami’.
Kami maklum ketika di sana anak saya langsung berbaur ditengah peserta lainnya. Ya, gak masalah. Cuma mata saya mesti jelalatan kesana-kemari mencari dia diantara ratusan peserta lainnya hanya untuk mengambil gambar bersama teman-temannya dari berbagai wilayah.


Kesempatan ini kami gunakan untuk mencari berbagai informasi dari anggota TNI-AL yang terlibat pada kegiatan ini. Hanya sayang kami tidak bisa melihat bagaimana situasi di dalam kapal. Apalagi bisa meliput kegiatan ini. Bagi saya sebagai masyarajat awam, melihat bagian dalam kapal tentu suatu yang menarik. Tapi tentu saja TNI punya aturan sendiri, siapa yg bisa meliput kegiatan diatas kapal. Kapal militer tentu tidak bisa dimasuki sembarang orang.
Bagi pelajar dan generasi muda penerus bangsa, program ini bagus sekali untuk lebih mengembangkan kecintaan terhadap bahari, kedisiplinan dan rasa kepedulian terhadap keutuhan wilayah NKRI, yang sering kali harus kehilangan pulau-pulau kecilnya diperbatasan. Jika mereka jadi pemimpin kelak, diharapkan dapat mempertahankan wilayah NKRI dan mengembangkan potensi bahari sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat setempat. Diantara peserta ini semoga ada yang menjadi pemimpin yang mampu memberdayakan sumber kelautan lebih baik lagi dan menjaga keutuhan batas wilayah laut kita.
Pengenalan bahari ini digelar di atas galadak Kapal perang KRI Makasar-590 di Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara pada hari Kamis, 8 Juli 2010. Kapal tersebut kemudian berlayar ke Lampung selama 3 hari hingga Sabtu, 10 Juli. Kembali mendarat di Pelabuhan Tanjung Priuk pada hari Minggu, 11 Juli.
Kegiatan BJRB ini dilepas oleh Komandan Lantamal III Laksma TNI Iskandar Sitompul, yang didampingi oleh Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono.
Selain diikuti para pelajar dari lima wilayah kota administrasi, BJRB ini juga diikuti keluarga besar TNI AL, Pondok Pesantren Al Islah Tajuk Indramayu, Yayasan Perguruan Islam Depok dan SMK Hang Tuah, serta 100 orang dari komunitas selam “Kingdom Scuba Diver” yang akan melakukan penyelaman di perairan gunung Krakatau dan perairan Lampung. Semoga anak saya dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sebaik-baiknya dan memetik pelajaran berharga dari sini.
Alangkah bagusnya jika kegiatan semacam ini mendapat apresiasi yang cukup baik bagi instansi terkait. Melalui dinas pendidikan setempat, menggalang kerja sama dengan setiap Pemda di setiap propinsi di Indonesia yang memiliki potensi bahari dan kelautan. Sehingga dapat menjangkau lebih banyak pelajar baik negeri maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia, secara lebih merata.
Wassalam 🙂
Jakarta, 12 Juli 2010
Etty Lismiati
Sekilas tentang KRI Makassar-590
Karier (ID) | |
---|---|
Pembuat: | Daesun Shipbuildings & Engineering Co. Ltd, Korea Selatan |
Mulai dibuat: | |
Diluncurkan: | |
Status: | Masih bertugas |
Karakteristik umum | |
Berat benanam: | 7.800 ton |
Panjang: | 122 m (400,26 kaki) |
Lebar: | |
Draught: | Unknown |
Kecepatan: | max 16 knot, jelajah 14 knot, ekonomis 12 knot |
Jarak tempuh: | 30 hari tanpa pasukan |
Awak kapal: | 500 orang |
Sensor dan Radar: | Radar Navigasi Tokimec |
Persenjataan: | Meriam kal 40 mm bofors, mitraliur 12,7, rudal mistral simbad |
Pesawat: | 3 × Helikopter 2 di geladak heli dan 1 di hanggar |
KRI Makassar (590) adalah sebuah kapal LPD buatan Daesun Shipbuildings & Engineering CO. Ltd, Korea Selatan. Kapal ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibangun di Korsel dan dirancang sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock) atau kapal yang mempunyai platform docking dan undocking untuk mengoperasikan LCU.
Selain sebagai kapal tempur yang mempunyai fungsi utama dalam Operasi Amfibi untuk mengangkut Pasukan beserta seluruh perlengkapan dan kendaraannya, kapal yang berteknologi desain semi stealth ini juga dapat difungsikan untuk untuk operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam, Kapal Rumah Sakit. Kontrak kapal ini ditandatangani pada Desember 2004, kontrak ini berisi tentang pengadaan satu Kapal Komando (KRI Tanjung Dalpele) dan empat kapal LPD (dua dibuat di Korea dan dua lainnya dibangun di PT PAL Surabaya).
Senjata
Kapal ini dirancang khusus untuk mampu dipasang meriam 40 mm bofors,, Mitraliur 12,7 mm dan rudal anti udara jarak pendek Mistral , juga dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system), serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal jenis kombatan lain untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan tempur serta pengendalian pendaratan helikopter.








wah kualitas gambar nya bagus sekali, berpa mega pixsel?
SukaSuka
wewwwww keren…
SukaSuka